DAK1

PROYEK DENGAN DAK, JAWABAN SEBUAH MIMPI

Oleh: P. Anton Waget, SVD

Sedari momen pelantikan menjadi kepala sekolah, 17 Februari 2023, saya sadar bahwa posisi kepala sekolah adalah sebuah amanah atau kepercayaan yang diberikan kepada saya. Di dalam kepercayaan ini terkandung perintah, tanggung jawab, dan kewajiban yang harus saya penuhi supaya seluruh proses pendidikan berjalan lancar dan kualitasnya terus ditingkatkan.

Mohon izin saya memperkenalkan diri. Nama lengkap saya Antonius Waget. Karena saya seorang imam Katolik, maka saya selalu disapa Pater Anton, SVD. Setelah ditahabiskan pada 1998, saya dikirim untuk bekerja di Botswana, Afrika (1999-204). Setelah perawatan kesehatan selama tahun 2005, saya ditugaskan untuk mengajar Bahasa Inggris di SMA dan Agama di SMP Seminari St. Yohanes Berkhmans Mataloko sejak Januari 2006.

Untuk meningkatkan profesionalitas, saya mengambil Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Sanata Dharma (2009 – 2014). Sekembali dari sana, saya diberikan kesempatan mengajar bahasa Inggris pada jenjang SMP sampai pada hari pelantikan 17 Februari 2023.

Renovasi dan Pengadaan Sarana Prasarana Penunjang

Tanggung jawab sekaligus tantangan pertama yang saya hadapi adalah merenovasi ruang-ruang kelas dan pengadaan sarana prasarana penunjang. Lembaga pendidikan yang dibangun pada 1929 ini amat butuh direnovasi karena dimakan usia, dan amat perlu dilengkapi berbagai sarana penunjang lainnya.

Tentu hal ini sudah dilakukan dengan luar biasa oleh para kepala sekolah pendahulu saya. Banyak sekali bangunan yang sudah direnovasi. Kapela, dan kamar makan, misalnya, telah direnovasi dan menjadi layak pakai. Sebagian ruang kelas juga telah mengalami renovasi. Terima kasih Romo Kristo Betu, Pr, dan Rm. Gabriel Idrus, Pr.

Namun, karena kompleks SMP Seminari luas, tidak semua ruang kelas direnovasi. Sebagian ruang kelas yang belum renovasi, keadaannya memprihatinkan. Dinding kusam, lantai berlubang, atap bocor. Hal ini sangat mengganggu proses pembelajaran. Apalagi kalau musim hujan tiba. Mimpi peningkatan kualitas pendidikan itu besar. Namun, tanpa sarana dan prasarana yang memadai, mimpi akan susah menjadi kenyataan.

Perabot yang ada di dalam kelas tidak kalah memprihatinkan. Kursi dan meja yang dipakai siswa banyak yang rusak. Bagaimana mungkin siswa bisa betah di dalam sebuah ruangan kelas tanpa sarana dan prasarana yang memadai. Disiplin belajar perlu mendapat dukungan secara fisik berupa adanya sebuah belajar dengan perabot yang memungkinkan mereka betah dan nyaman belajar.

Selain itu, keseluruhan kompleks SMP Seminari Mataloko luas sekali. Ruangan kelas memanjang hampir dua kali lapangan sepakbola. Itu menyulitkan pemantauan dan kontrol. Tanpa pemantauan dan kontrol yang baik siswa yang berada pada masa akil-balik dapat melakukan tindakan-tindakan indisipliner yang merugikan proses belajar, bahkan merusak. Apalagi pada jam-jam studi sore dan malam, ketika guru tidak berada di tempat.

Kecuali itu, setiap langkah kreatif dan positif dari seorang guru bersama para siswa di kelas akan luput dari perhatian Kepala Sekolah. Padahal jika Kepala Sekolah dapat memantau proses-proses pembelajaran seperti itu, tentu akan membantu guru saling meneguhkan dan menginspirasi, kelas yang satu dapat belajar dari keunggulan kelas yang lain. Itu sebabnya pengadaan CCTV sangat membantu.

Sarana lain yang amat dibutuhkan ialah LCD. Sarana ini amat membantu para guru mempresentasikan bahan-bahan ajarnya. Juga sarana ini amat mempermudah para siswa menangkap semua materi yang diajarkan di dalam kelas, dan mereka juga ditantang menjadi aktif dan kreatif dengan melakukan presentasi yang menarik.

Sudah tiba waktunya papan tulis putih harus dipasang di dalam kelas. Papan lama yang terbuat dari kayu sudah lama tidak dipakai. Selain karena semuanya sudah berlubang, juga karena penggunaan kapur tulis sudah bukan zamannya lagi.

Bantuan Pemerintah dan Pemerhati Pendidikan

Bagai  gayung bersambut, mimpi saya terjawab. Setelah sebulan dilantik, saya mendapat informasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Ngada bahwa SMPS Seminari Mataloko mendapat bantuan dari Jakarta sebesar Rp 1,209,529,930,00. Rp 685,655,980 diperuntukan merehab tiga ruang kelas. Rp 91,539,150 diperuntukkan merehab tiga toilet para guru, ruang tata usaha, ruang kepala sekolah, dan ruang guru. Rp 166,298,450 diperuntukkan membangun baru toilet siswa. Dan Rp 266,036,350 diperuntukan membangun gedung baru, yakni Unit Kesehatan Sekolah.

Sejujurnya, tanpa bantuan pemerintah pusat ini, saya tidak bisa memulai apa-apa. Dana dari sekolah sendiri tidak ada. Sistem pengelolaan dana ini adalah swakelola. Maka berdasarkan gambar dan dicocokkan dengan Rancangan Anggaran Belanja (RAB) saya belanja bahan-bahan bangunan. Pihak Dinas pun mengizinkan saya belanja bahan bangunan yang kualitasnya di atas ketetapan RAB.

Pada dasarnya saya mementingkan kualitas bangunan yang bertahan puluhan tahun. Maka selain kualitas bahan bangunan, saya juga mendatangkan tenaga kerja asal Jawa. Kualitas kerja mereka jauh dari pada tukang lokal. Kosekuensi yang ditanggung selama proses pengerjaan ini ialah risiko defisit anggaran, sekitar Rp 150an juta. Tapi hal ini bisa diatasi ketika banyak sahabat dari dalam maupun luar negeri turut membantu.

Saat ini para siswa dan para guru sedang menikmati fasilitas yang hampir 100% rampung dibangun itu. Kepala Sekolah dan para pegawai bisa bekerja dengan nyaman di dalam ruangan yang luas dan dilengkapi dengan toilet. Selain menikmati fasilitas toilet yang bersih, para guru pun bisa menayangkan bahan ajarnya dengan menggunakan fasilitas LCD. Mereka bisa menuliskan bahan ajarnya pada dua papan putih yang bebas kapur tulis itu. Para siswa pun bisa membaca bahan ajar yang ditayangkan gurunya. Toilet terdekat pun sudah siap melayani kebutuhan mereka.

All the Universe Conspires

Tentu saja, semua sarana prasarana ini diperbaharui dan dibangun agar manusianya berkualitas. Saya ingin menumbuhkan kesadaran dari para guru dan pegawai tentang pentingnya pelayanan pada waktunya. Saya ingin juga memfasilitasi proses pembelajaran yang saling menumbuhkembangkan. Saya ingin pengalaman positif yang satu menggerakkan pengalaman positif yang lain. Saya ingin juga membantu memaksimalkan kemerdekaan dan kenyamanan belajar para siswa, dan menguatkan karakter mereka. Saya yakin, renovasi, pembangunan baru, dan pengadaan sarana prasarana yang memadai membantu mewujudkan semua keinginan di atas.

Dalam artikel ini yang mau saya tonjolkan prinsip yang menjadi pedoman kerja saya ialah kualitas pendidikan di lembaga ini yang lima tahun lagi genap satu abad. Kualitas pendidikan di lembaga ini amat ditentukan oleh kualitas Kepala Sekolah, guru, pegawai, dan siswa. Kualitas dari keempat komponen ini amat turut ditentukan oleh ketersediaan sarana dan prasarana yang andal. Maka saya bersyukur sekali kepada Tuhan. Dia menjawabi mimpi saya melalui kemurahan hati Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang menurunkan Dana Alokasi Khusus ke SMP Seminari pada awal masa jabatan saya ini. Seluruh proses pembangunan rampung pada bulan Februari, bulan pelantikan saya sebagai Kepala Sekolah.

 Kualitas Pendidikan yang mau ditingkatkan adalah terjemahan dari kepercayaan dan tanggung jawab yang sudah diletakkan di pundak saya pada hari pelantikan. Usaha peningkatan semangat kerja para guru dan pegawai, dan semangat belajar para siswa adalah prioritas yang akan dilakukan sebagai pengejawantahannya.

Sebelum menutup goresan ini, saya mau menyampaikan satu keyakinan besar yang saya miliki saat ini yakni setiap kepala sekolah di seantero Nusantara sudah menggantung mimpi-mimpi besarnya di langit untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya sendiri.

Asal kita mau melayani dengan tulus, dan bekerja sekuat tenaga untuk menggapai cita-cita kita, maka “All the universe conspires” – seluruh alam semesta akan mendukung, kata Paulo Coelho.

Tambahkan Teks Tajuk Anda Di Sini

Tags: No tags

Comments are closed.