HOS5

SMPS SEMINARI MATALOKO SELENGGARAKAN HOS KE-IV

SMPS Seminari St. Yohanes Berkhmans Mataloko sukses menyelenggarakan Hari Orang Tua Seminaris (HOS) Ke-IV yang bertempat di Aula SMP pada Jumat (06/01/2024). Acara ini menjadi forum dialog konstuktif yang positif antara Lembaga Seminari dengan Orang Tua Seminaris.

Acara dibuka dengan Ibadat Sabda bersama yang dipimpin langsung oleh Romo Praeses Seminari St. Yohanes Berkhmans Mataloko, RD. Martin Ua pada pukul 09.00 WITA. Dalam renungannya, RD. Martin menekankan peran penting para formator, guru dan pegawai, serta karyawan/i dalam melayani seluruh kebutuhan para seminaris selama proses pendidikan dan pembinaan berlangsung.

Secara khusus, RD. Martin mengimbau kepada orang tua seminaris agar selalu memberikan kepercayaan penuh pada peran para formator dalam mendidik dan membina para seminaris; termasuk memohon pengertian baik orang tua untuk setiap keputusan yang dibuat oleh Tim Prefek dan Sekolah terkait anak yang mesti pindah sekolah.

Dalam acara yang penuh hangat ini, para Romo yang termasuk di dalam Tim Prefek SMP memaparkan berbagai tema diskusi yang penting untuk dibagikan kepada orang tua seminaris. RD. Nani Songkares menjelaskan dengan sangat komprehensif Visi-Misi Seminari dan Prinsip-prinsip Penting Lima S (Sanctitas = kekudusan, Sanitas = kesehatan, Scientia = pengetahuan, Sapientia = kebijaksanaan, dan Socialitas = kemasyarakatan/persaudaraan) sebagai pilar-pilar pendidikan holistik calon imam yang terimplementasikan dalam seluruh aturan dan dinamika hidup harian para seminaris.

Dalam penjabarannya, RD. Nani mengingatkan kembali kepada orang tua seminaris himbauan Bapa Uskup (alm.) Mgr. Vincentius Sensi Potokota pada HOS tahun 2016. “Seminari ini tidak hanya lembaga pendidikan biasa, tetapi rumah pengkaderan. Seminari adalah ungkapan Gereja Katolik untuk pengkaderan dalam pemahaman luas. Itulah sebabnya ada Lima S dalam kurikulum seminari, agar para seminaris dididik secara utuh dan integratif, dan itu adalah tanggung jawab kita semua”, ungkap RD. Nani.

Tim Prefek SMP sedang memaparkan materi kepada para orang tua siswa

Penyampaian materi juga mencakup pembahasan seputar Aturan Hidup Harian di Seminari. Dengan sangat lugas dan menarik, RD. Alex Dhae memberikan pemahaman mendalam kepada orang tua seminaris tentang pola hidup sehari-hari anak-anak mereka di Seminari. Ia memaparkan, sesekali mempraktikkan, cara para seminaris menjalankan setiap aturan dengan tingkat kesadaran dan kreativitasnya masing-masing. RD. Alex menggarisbawahi peran penting dari aturan hidup harian sebagai bentuk investasi kehidupan siswa seminaris di masa depan. 

Kehidupan Seputar Asrama juga menjadi salah satu fokus penting dari pembahasan yang dibawakan oleh Tim Prefek SMP. RD. Dino Amawawa, Ketua Tim Prefek SMP, memberikan gambaran-gambaran penting seputar kehidupan para seminaris di asrama.

Banyak hal yang disampaikan oleh RD. Dino terkait kehidupan para seminaris di asrama. Di antaranya mencakup pembahasan mengenai kegiatan-kegiatan para seminaris di luar aturan harian, kesehatan para seminaris, keuangan saku, perizinan (umum dan khusus), alat-alat elektronik (yang boleh dan tidak boleh), jadwal kunjungan orang tua, jadwal pesiar dan minggu keluar, masalah-masalah yang sering terjadi di antara para seminaris, serta evaluasi dan tahapan-tahapan seleksi yang mesti dibuat terhadap para seminaris.

RD. Dino juga meminta pengertian baik dari para orang tua seminaris agar tidak terlalu mengambil alih urusan pembinaan anak serta menghindari intervensi orang tua/keluarga yang tidak edukatif terhadap persoalan yang terjadi pada anak di Seminari. Semua hal yang dibicarakan oleh RD. Dino seputar kehidupan di asrama bermuara pada satu tujuan utama yakni untuk membentuk karakter dan kemandirian para seminaris sebagai seorang calon imam.

Bersantai bersama anak-anak

Sesi penyampaian materi dari pihak Seminari ditutup dengan informasi-informasi penting dan terbaru dari sekolah yang dibawakan oleh RP. Anton Waget, SVD selaku Kepala Sekolah SMPS Seminari Mataloko. Informasi-informasi penting dari sekolah mencakup pembaruan perkembangan akademis dan kegiatan ekstrakurikuler, baik yang melibatkan para guru dan pegawai maupun para siswa seminari.

Selain informasi  terbaru seputar akademik, RP. Anton Waget, SVD juga menyampaikan informasi terbaru seputar proyek pembangunan ruangan UKS dan toilet (toilet siswa dan guru) serta situasi terbaru terkait proyek perenovasian ruangan-ruangan kelas dan ruangan lainnya.

Setelah Tim Prefek dan Kepala Sekola SMP menyampaikan semua informasi yang penting seputar proses pendidikan dan pembinaan para seminaris, acara dilanjutkan dengan diskusi atau dialog antara Orang Tua dengan Seminari. Proses diskusi berjalan baik dan lancar serta memunculkan banyak tanggapan positif dari orang tua seminaris. Selain memunculkan feedback positif, diskusi juga menjadi wahana untuk menyampaikan usul-saran yang dinilai penting untuk proses pendidikan dan pembinaan para seminaris.

Orang tua seminaris turut berpartisipasi aktif dan menunjukkan antusiasme untuk bekerja sama dalam membentuk karakter anak-anak mereka. Ini menjadi kesempatan bagi orang tua untuk lebih mendapat gambaran dan informasi penting serta terlibat dan mendukung perjalanan pendidikan anak-anak mereka di Seminari.

Keseluruhan acara HOS menciptakan atmosfer positif dan kolaboratif antara Lembaga Seminari dan Orang Tua. Puncak acara ditutup dengan makan siang bersama orang tua dengan anak-anak mereka yang terjadi pada sekitar pukul 14.15 WITA.

Keberhasilan terselenggaranya kegiatan ini semakin mengukuhkan SMPS Seminari St. Yohanes Berkhmans Mataloko sebagai Lembaga Pendidikan yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga memiliki komunikasi dan kerja sama yang baik dengan komunitas orang tua. Ini merupakan langkah positif yang turut menciptakan komunitas baru antara Orang Tua dan Seminari yakni komunitas formatif atau komunitas sekolah pemuridan bagi seminaris sebagai calon imam.

Kontributor: Sdr. Orsan Sudirman, OFM

MENYATUKAN HATI DEMI PENDIDIKAN CALON IMAM

            Temu orangtua seminaris dengan para formator Seminari St. Yoh. Berkhmans Todabelu Mataloko berlangsung hari Minggu (4/2/2018). Kegiatan seharian itu diawali Ibadat Sabda oleh Fr. Ces Djo, lalu tatap muka bersama Rm. Praeses di kapela SMA, dilanjutkan dengan pembicaraan terpisah para orangtua seminaris SMP bersama tim prefek (pamong) SMP di Aula Rekreasi SMP, dan para orangtua seminaris SMA bersama tim prefek SMA di Ruang Musik SMA. Tampil pula paduan suara Berkhmawan menghibur para orangtua.

            Di hadapan ratusan orangtua seminaris yang memenuhi kapela SMA, Rm. Gabriel Idrus, Pr, Praeses Seminari, mengungkapkan terima kasih yang tulus karena para orangtua berkerelaan hadir pada Hari Orangtua Seminaris (HOS) tahun ini. “Bapak Uskup memandang HOS sebagai wujud konkrit tanggungjawab gereja terhadap pendidikan calon imam, dan gereja adalah kita semua. Terima kasih atas kehadiran bapak/ibu”.

            Selanjutnya, Rm. Idrus kembali menegaskan tujuan berdirinya seminari. Dikatakannya, seminari ini ada karena gereja membutuhkan imam. Imam yang dibutuhkan adalah imam yang mampu menghadirkan Kristus sebagai Imam Agung, yang mampu menjalankan tugas imamat yakni sebagai nabi yang mewartakan, gembala yang memimpin, dan imam yang menguduskan. Imam-imam seperti ini mempunyai tuntutan kerohanian yang khas, dan habitus yang khas, dan untuk itulah seminari didirikan. “Seminari didirikan karena keharusan misioner, bukan karena selera manusiawi. Aturan-aturan yang ada diciptakan agar 5 S (sanctitas, scientia, sapientia, sanitas, socialitas) berkembang menjadi habitus dalam diri calon imam”, katanya.

Rumah Pengkaderan

Secara singkat Rm. Idrus mengangkat kembali pembicaraan Bapak Uskup Agung Ende, Mgr. Vincensius Sensi Potokota, pada kegiatan HOS tahun 2016 lalu.

“Menarik sekali, saat itu Bapak Uskup berbicara tentang seminari ini sebagai rumah pengkaderan, tentu dengan tujuan agar para siswa kita kelak dapat menjadi imam yang tangguh”, papar Rm. Idrus. Ia menyebutkan beberapa hal yang disampaikan Bapak Uskup saat HOS itu.

            Pertama, sebagai lembaga pengkaderan, orang tidak bisa datang ke seminari dengan motivasi setengah-setengah. “Kalau sekedar cari ilmu atau keterampilan, di mana-mana bisa” tambahnya, meniru ucapan Uskup. “Pengiriman anak ke seminari, karena itu, tidak bisa dilakukan dengan motivasi, ‘kami titip anak ke seminari – siapa tahu Tuhan pilih’. Dari awal motivasi mestinya sudah harus dipertegas, diperbarui. Identitas itu harus tegas dan jelas. Para siswa harus sudah mencintai identitas itu sejak awal, itu pesan Bapak Uskup”.

Rm. Idrus meminta para orangtua bahu-membahu membantu agar sejak awal anak-anak mencintai panggilannya, misalnya, dengan terus mendorong anak-anak menghayati 5 S dalam hidupnya melalui kerelaan mengikuti pedoman dan aturan hidup yang sudah teruji dari waktu ke waktu. “Kita semua diminta mendukung dengan segenap hati, bukan dengan setengah hati, apalagi dengan motivasi-motivasi tersembunyi, yang membuat anak-anak kita tergoda untuk menghayati identitas ganda: di muka umum dia pura-pura menjadi calon imam, di belakang-belakang secara sembunyi-sembunyi dia menghayati hidup seakan-akan bukan sebagai calon imam”, tegas Rm. Idrus.

Kedua, Rm. Idrus menyampaikan harapan Bapak Uskup agar para orangtua mempercayakan anak-anak kepada para formator seminari dengan sepenuh hati, dari lubuk hati. “Berkali-kali Bapak Uskup meminta agar kepercayaan diberikan dari lubuk hati karena di dalam lubuk hati ada kasih-sayang, ada tanggungjawab, ada nurani, ada suara kehendak Tuhan”, tambahnya. Keputusan-keputusan yang diambil di seminari, lanjutnya, tidak berdasarkan suka atau tidak suka, tetapi sudah digariskan dalam pedoman yang jelas. “Namun agar semuanya bisa berjalan dengan baik, perlu ada tanggungjawab bersama. Dalam kata-kata Bapak Uskup, tidak usah merusakkan anak-anak dengan kasih-sayang yang tidak benar, yang tidak nyambung, kasih sayang yang memanjakan”.

Dalam perbincangan dengan masing-masing prefek/pamong banyak dibicarakan tentang kehidupan para siswa di asrama, agar ada pengertian dan tanggungjawab bersama untuk merawat panggilan dan menumbuhkembangkan kepribadian anak.

Usai pertemuan dengan para formator, para orangtua berkesempatan bercengkerama dengan anak-anaknya, sambil menikmati makan siang bersama.

HOS tahun ini adalah kegiatan ketiga kalinya sejak pertama kali dilaksanakan tahun 2015 silam. Kegiatan ini diagendakan sebagai momen tahunan (Nani).