Ibu Yustin1

TERPANGGIL KARENA SOSOK GURU

Oleh: Ibu Yustina Ia, S. Pd

Menjadi guru itu bukan sekadar profesi melainkan panggilan hidup. Panggilan untuk mendidik dan mengajar anak-anak menjadi generasi yang cerdas. Bagi saya menjadi guru adalah suatu tugas yang sangat mulia. Kemuliaan seorang guru datang karena ia merupakan sosok yang sangat penting bagi masa depan anak didiknya.

Perkenalkan nama saya Yustina Ia. Anak-anak biasa menyapa saya Ibu Yustin. Saya mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMPS Seminari St. Yoh. Berkhmans Mataloko yang terletak di Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada, Provinsi NTT sejak tahun 2015.

Ketertarikan menjadi guru saya rasakan sejak di bangku Sekolah Dasar. Waktu itu saya terinspirasi dengan salah seorang guru matematika. Saya dikenal sebagai siswa yang pandai dalam pelajaran matematika. Bagi saya, pelajaran matematika adalah pelajaran yang sangat menyenangkan. Selain itu, kehadiran guru juga membuat saya menikmati pelajaran matematika. Namanya Bapak Paskalis Pasi. Sosok itulah yang membuat saya terinspirasi menjadi guru.

Ketika saya melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama, ketertarikan saya pada pelajaran matematika semakin menurun. Alasannya karena menurut saya, guru yang mengajar mata pelajaran tersebut sangat membosankan. Meskipun ketertarikan saya pada pelajaran matematika semakin menurun, itu tidak membuat motivasi belajar saya berkurang.

Cita-cita saya menjadi guru mendapat inspirasinya lagi dari sosok seorang guru muda yang sangat cantik ketika saya duduk di bangku SMA. Waktu itu dia mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dan mungkin karena itulah, ketika masuk perguruan tinggi saya mengambil jurusan tersebut, sampai pada akhirnya saya pun menjadi seorang sarjana pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Di awal tahun 2015, saya diterima untuk menjadi guru di SMPS Seminari St. Yohanes Berkhmans Mataloko, yang peserta didiknya laki-laki. Peserta didik ini dipersiapkan untuk menjadi imam Katolik. Saya tidak langsung diterima begitu saja. Proses penerimaannya dilakukan melalui tes. Yang pertama, kami mengikuti micro teaching, dan yang kedua kami diminta menulis artikel yang temanya diberikan oleh panitia.

Dari sekian banyak pelamar, saya termasuk orang yang sangat beruntung. Betapa bahagianya ketika mengetahui bahwa saya lulus tes dan diterima menjadi guru di SMPS Seminari St. Yoh. Berkhmans Mataloko.

Menjadi guru baru di lembaga pendidikan calon imam, pada awalnya membuat saya tidak merasa  percaya diri atau bisa dikatakan menyerah sebelum mencoba. Saya katakan demikian karena dalam pandangan orang, siswa yang bersekolah di SMPS Seminari St. Yoh. Berkhmans Mataloko adalah kumpulan siswa yang cerdas. Walaupun demikian saya tetap memberanikan diri untuk menghadapi situasi ini dengan sebuah tekad untuk harus bisa.

Awal ketika saya bergabung di lembaga tersebut, selain menjadi guru, ada dua tugas tambahan yang dipercayakan kepada saya. Yang pertama sebagai wali kelas VII, dan yang kedua sebagai kepala perpustakaan. Saya sangat menikmati tugas yang telah dipercayakan. Sebagai wali kelas, saya berusaha mengenal lebih dekat setiap siswa. Bahkan kadang kala berkomunikasi dengan orangtua siswa demi kemajuan anaknya. Sebagai kepala perpustakaan saya selalu berusaha menjalin komunikasi bersama tenaga perpustakaan di sela-sela waktu senggang.

Tugas tambahan tidak menghalangi panggilan saya sebagai guru. Saya masuk ruangan kelas secara tertib. Saya merasa senang saat bertatap muka dengan siswa di kelas. Segala beban yang ada di pikiran saya seolah hilang ketika bertemu dengan mereka.

Sebelum proses pembelajaran berlangsung biasanya saya terlebih dahulu menyiapkan semua perangkat pembelajaran. Dimulai dari modul ajar, LKPD, dan video pembelajaran. Materi pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa, saya susun dengan sederhana agar siswa lebih mudah memahami.

Dalam penerapan kurikulum merdeka pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek. Yakni aspek menyimak, membaca, berbicara, dan aspek menulis. Ketika hendak mengembangkan keterampilan menyimak sering saya gunakan video, karena menurut saya dengan menayangkan video pembelajaran pada aspek ini, anak-anak dilatih  untuk lebih berpikir kritis.

Hal positif yang saya temukan ketika proses pembelajaran berlangsung adalah antusiasme sebagian besar siswa yang berlomba-lomba untuk bertanya berkaitan dengan materi yang saya sampaikan. Hal ini sungguh saya nikmati sehingga membuat saya merasa ditantang untuk terus belajar, berinovasi dan kreatif dalam menyiapkan materi dan strategi untuk selalu menghidupkan suasana kelas.

Namun, ada juga hal negatif yang saya temukan di dalam kelas. Misalnya ada siswa yang susah ditegur, siswa yang suka berpindah-pindah tempat duduk, siswa yang suka menyanyi, dan bahkan ada siswa yang tidur pada saat proses pembelajaran. Ketika menemukan hal itu, saya biasanya tidak menghukum mereka. Saya memanggil mereka dengan aura keibuan saya, kemudian menasihati mereka, memberi motivasi dan memperingatkan mereka untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut.

Menjadi guru memang tidaklah mudah. Namun jika dijalani dengan penuh keikhlasan maka semua kelelahan yang kita rasakan dapat diganti dengan kebahagian dan kebanggaan tersendiri.

Saya berusaha memberikan yang terbaik bagi siswa. Oleh karena itu saya terus belajar. Mungkin untuk saat ini saya belum maksimal, tetapi saya yakin, dengan belajar, saya akan menjadi guru yang lebih baik. Saya selalu berharap, apa yang saya lakukan bermanfaat dan berguna bagi mereka di masa depan.

Saya bersyukur bisa mendidik anak-anak bangsa. Saya bersyukur menemukan tantangan dalam proses pembelajaran. Ada anak yang kelihatan tidak punya motivasi. Saya melihatnya sebagai kesempatan belajar memotivasi mereka.  Ada siswa yang bermasalah karena kepribadian. Saya belajar memperkokoh karakter mereka.  

Saya berusaha memperbaiki diri secara terus menerus sehingga menjadi guru yang professional dan baik. Saya berusaha segenap hati menjalani tugas panggilan sebagai seorang guru dan terus berproses dari waktu ke waktu.

Tags: No tags

Comments are closed.