PANEN JAGUNG MUDA DI KEBUN MALANUZA

Siswa SMPS Seminari Mataloko dari kelompok etnis TARSANTO (Tergabungnya Siswa Seminari Asal Negekeo-Toto) dipercayakan Prefek SMP, RD. Sil Edo untuk melakukan panen jagung di kebun Malanuza, Selasa (13/03/2018). TARSANTO merupakan salah satu dari 3 kelompok etnis yang ada di Seminari Mataloko, selain PERSIBA (Persatuan Siswa Seminari Asal Bajawa) dan GASELLI (Gabungan Siswa Seminari Asal Ende-Lio).

Para siswa tersebut bergegas menuju kebun Malanuza selepas makan siang pukul 14:00, ditemani Fr. Louis, salah satu frater TOP di seminari. Kebun Malanuza dahulunya merupakan salah satu aset penting yang cukup membantu kelangsungan hidup Seminari Mataloko. Sekarang ini kebun tersebut berada di bawah pengelolaan Keuskupan Agung Ende. Di kebun ini, ada banyak tanaman produktif seperti cengkeh, cakao (Coklat), kopi, selain jagung.

“Musim ini, jagung ditanam seluas _+ 2 hektar”, kata RD. Tinus Ua, penanggungjawab harian Perkebunan Malanuza ini, saat pengarahannya sebelum memulai panen. Hamparan jagung itu sekilas membuat decak kagum para seminaris.

Para siswa sangat gembira dan bersemangat memanen jagung muda sore itu. Terik matahari yang menyengat tidak menyurutkan semangat mereka dalam bekerja. Wima Wimasta, ketua Osis SMPS seminari berkomentar, “Biar panas, tapi kalau jagung muda bonggolnya bagus-bagus begini, saya tidak akan pernah mundur”. “Iya bro, ini baru namanya jagung”, timpal Deo Laki, ketua Seksi PU SMP, mengagumi jagung-jagung yang subur.

Hasil panenan diangkut dengan traktor ke gudang untuk dibersihkan lagi. Terkumpul 12 karung penuh jagung muda, yang kemudian dibawa ke Seminari oleh Dami Oa, sopir seminari, dengan mobil pick up. Jagung-jagung tersebut diolah menjadi santapan semua penghuni komunitas Berkamawan. Batang-batangnya digunakan sebagai makanan ternak sapi di kandang.
(Fr. Louis Watungadha).

Tags: No tags

Comments are closed.