KESEMPATAN JADI KESEMPITAN

Waktu sangat dibutuhkan. Dalam masa Prapaskah ini waktu menjadi sangat penting. Waktu yang dimanfaatkan dengan baik dapat membawa dampak positif bagi seminaris. Namun, bagaimana jika waktu yang ada malah disalahgunakan?
Masa Prapaskah tiba. Seminaris harus melakukan segala sesuatu dalam keadaan Silentium.
Bapak Asrama menganjurkan pada kami untuk melakukan Kerja Puasa dengan sungguh-sungguh. Bapa Asrama juga menyuruh kami menggunakan waktu dengan sebaik mungkin.
Ia menyerahkan tanggung jawab mengurus pekerja pada seksi Pekerjaan Umum (PU) untuk berkeliling mengawasi dan memastikan semua seminaris bekerja di tempat yang sudah dibagikan oleh Frater.
Jika seminaris kedapatan tidak bekerja atau bekerja dengan tidak serius, maka kelas seminaris tersebut akan diberi teguran. Jika kesalahan yang sama terus diulangi, maka kelas yang bersangkutan akan diberi sanksi.
Kelasku, VII C mendapat lokasi pekerjaan di toilet. Toilet dipenuhi oleh lumut hitam yang tumbuh di celah-celah keramik. Kami pun melakukan pekerjaan secara hati-hati dan senang karena lewat tugas ini orang-orang dapat memakai toilet yang bersih dan wangi dari hasil keringat kami.
Waktu berjalan sangat cepat. Tanpa sadar kami pun hampir selesai. Karena merasa bosan kami mengubah toilet menjadi arena selancar.
Kami bermain seluncuran dan kejar-kejaran di toilet. Tiba-tiba saja “Paakkkkk!” Kami semua kaget. Temanku Plato telah tertidur dilantai toilet beserta busa bertebaran di pakaiannya. “Hahahaahaha kasian ngeri laa Plato ni!” suara tawa bergemuruh di sekeliling toilet.
Setelah Plato tergelincir, kami membersihkan kembali Toilet yang tersisa. Kami lalu membersihkan lantai toilet dan membereskan peralatan kerja yang belum tertata. Tak lupa kami menggosok kepala Plato dengan minyak dan mengurutnya agar badannya tidak sakit.
Tingggg, tingg, tingggg, tinggg! Lonceng berbunyi tanda waktu kerja berakhir. Aku dan teman-teman terkejut. Kami panik karena pekerjaan kami belum selesai maksimal dan banyak seminaris sudah datang ke kamar mandi untuk mandi.
Mereka terkejut karena kami belum selesai bekerja. Dengan terpaksa mereka mandi di kamar mandi luar. Seksi PU yang melihat kami masih bekerja langsung memarahi kami dan memberikan kami sanksi.
Dari peristiwa tersebut, kelas kami sadar bahwa waktu yang ada harus dimanfaatkan dengan baik. Jika waktu disalahgunakan, tentu hal ini akan berimbas pada kita dan orang di sekitar kita. Kerja tidak selesai, atau tidak maksimal. Kesempatan menjadi kesempitan
Aku dan teman-teman belajar bahwa kita harus melakukan sesuatu sesuai dengan porsinya, sesuai waktu dan kesempatannya.
Tio Killa
Siswa kelas VII SMP Seminari Mataloko